BERORGANISASI MENURUT ISLAM
QS.Ash
Shaff : 4
مَّرْصُوصٌ بُنيَانٌ كَأَنَّهُم صَفًّا سَبِيلِهِ فِي يُقَاتِلُونَ
الَّذِينَ يُحِبُّ اللَّهَ إِنَّ
Artinya :
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka
seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh..” (QS.Ash
Shaff : 4)
Ketika kita membuka kembali
ayat-ayat yang terukir indah dalam surat Ash Shaff ini, akan banyak sekali
kandungan tentang manfaat serta konsep-konsep dalam berorganisasi, bekerja
dalam sebuah barisan yang teratur dan kokoh. Salah satu surat Madaniyah ini
mengupas secara rinci tentang konsep berjamaah di dalam Islam. Hal ini memang
sangat ditekankan oleh Rasulullah SAW pada masa berdakwah di Madinah, saat
surat ini diturunkan. Dimana, pengokohan organisasi dan kejamaahan adalah titik
tekan dakwah Rasulullah SAW di Madinah, berbeda dengan titik tekan dakwah
Rasulullah SAW ketika di Mekkah yang fokus pada pengokohan aqidah dan ruhiyah
ummat Islam masa itu. Dalam surat ini, terdapat lima konsep besar yang harus
ada untuk mewujudakn organisasi yang kokoh.Yaitu,
kesesuaian konsep dan pelaksanaan dalam organisasi, soliditas tim, ketepatan mengukur dan mengetahui kekuatan dan tantangan, konsep kesungguhan dalam bekerja dan berjuang, serta memiliki kader yang militan (kader yang solid).
kesesuaian konsep dan pelaksanaan dalam organisasi, soliditas tim, ketepatan mengukur dan mengetahui kekuatan dan tantangan, konsep kesungguhan dalam bekerja dan berjuang, serta memiliki kader yang militan (kader yang solid).
1.
Untuk
mewujudkan organisasi yang kokoh diperlukan adanya kesesuaian konsep (perkataan)
dan pelaksanaan (at tawafuq bainal qouli wal amal). Hal ini tercantum dalam
ayat 1 - 3. Dijelaskan dalam ayat ini, bahwa seruan-seruan ini hanya ditujukan
untuk orang-orang beriman dan tidak untuk semua orang. Artinya bahwa, sebagai
orang beriman harus memahami dan melaksanakan hal tersebut. Selain itu, yang
diseru di sini adalah orang-orang beriman bukan hanya satu orang beriman.dan di
sinilah pesan konsep kejamaahannya (keorganisasiannya). Kesesuaian antara
konsep (perkataan) dan pelaksanaan artinya tidak hanya lihai merumuskan ide
yang tidak diiringi dengan amal nyata. Justru keduanya harus berjalan dengan
sinergi antara konsep dan pelaksanaan. Organisasi itu harus mempunyai konsep
cara bekerja. Bukan hanya sekedar mempunyai kemampuan bekerja tetapi juga
menguasai cara bekerja. Penguasaan cara bekerja akan memudahkan bagaimana
mencapai tujuan berkerja.
2.
Dalam
ayat keempat surat ini disebutkan bahwa Allah SWT menyukai mukmin yang berjuang
dalam sebuah bangunan yang kokoh. Ciri dari bangunan yang kokoh adalah seluruh
komponen di dalamnya saling menguatkan satu dengan yang lain. Dapat dirinci,
bahwa soliditas organisasi memiliki tiga ciri, yaitu: masing-masing komponen
didalamnya bisa menguatkan satu dengan yang lain, bersinergi dalam bekerja
serta memiliki program yang jelas, termasuk pembagian pelaksanaan program
(pembagian potensi dan pemanfaatan kemampuan). Dalam hal ini, diperlukan adanya
ketepatan di dalam penempatan orang. Siapa yang harus jadi tiang, jendela,
atap, dsb
3.
Dalam
ayat 5 - 9 dijelaskan tentang tantangan yang dihadapi oleh para nabi dan rasul.
Dari ayat ini kita dapat mengambil pelajaran bahwa perlunya untuk mengukur
tantangan-tantangan yang akan dihadapi dalam kerja-kerja organisasi. Jika kita
mengetahui ukuran tantangan itu, maka kita bisa membuat program yang bisa
mengatasi tantangan tersebut. Kegagalan dalam mengukur tantangan yang akan
dihadapi, akan mengakibatkan ketidakjelasan merumuskan tahap-tahap pelaksanaan
amal sehingga bisa terjebak dalam suatu amal yang bersifat asal-asalan.
Tantangan yang perlu diukur adalah semua tantangan baik dari dalam maupun luar
organisasi. Pada ayat 9, dijelaskan bahwa visi kerosulan-lah yang bisa
digunakan untuk mengeliminir tantangan-tantangan tersebut.
4.
Dijelaskan
bahwa untuk membangun sebuah organisasi yang kokoh diperlukan adanya sebuah
konsep perjuangan organisasi. Dan sebuah konsep perjuangan itu hendaknya sebuah
konsep yang mengandung motivasi sert makna optimisme yang jauh dari konsep
perjuangan yang ‘menakutkan’ (tidak realistis dan membuat komponen di dalamnya
ragu dapat melaksanakannya atau tidak). Hal ini dapat dilihat pada ayat 10 -13
surat ini, yang menjelaskan indahnya sebuah konsep berjuang besungguh-sungguh
di jalan-Nya.
5.
Dalam
ayat 14 surat ini, dijelaskan bahwa keberhasilan suatu perjuangan dalam
organisasi juga ditentukan dengan ada tidaknya kader-kader militan di dalamnya.
Militan ini terkait dengan makna komitmen, konsistensi, keseimbangan
(tawazunitas), ketaatan serta kecintaan. Karena memang amal yang baik dari
seorang kader organisasi tidak akan bisa terwujud tanpa lima hal di atas. Dan
dengan memiliki kader yang militan, amal-amal terbaik akan dihasilkan dalam
organisasi.
Dalam organisasi juga diperlukan
adanya ruuh (semangat) organisasi. Dan ruuh organisasi ditentukan oleh sistem
yang ada dalam organisasi, kualitas sang pemimpin, sejauh mana organisasa
mempunyai semangat kompetisi dengan yang lain serta sejauh mana memadukan
semangat dan ilmu yang dimiliki